Free S M S :

Kamis, 23 Februari 2012

KUNCI HIDUP ITU HATI YANG BERSIH


MADIUN-Prinsip dasar organisasi yang dianut SH Terate adalah organisasi persaudaraan. Bukan paguron (perguruan) dan bukan organisasi masa.Yakni, sosok “paseduluran” yang menempatkan anggotanya pada posisi sama. Persaudaraan yang tidak lagi memandang latar belakang sosial, politik, ekonomi dan budaya anggota, tidak terkungkung hegomoni keduniawian, dan tidak pula terjebak pada kepentingan pragmatis, seperti drajat, pangkat dan martabat.
”Persaudaraan di SH Terate adalah persaudaraan luhur yang  berangkat dari hati yang suci untuk saling cinta mencintai, saling sayang menyayangi dan bertanggung-jawab,” jelas Ketua Umum SH Terate Pusat Madiun, H. Tarmadji Boedi Harsono, SE, dalam .
Beracuan ini, aturan main organisasi yang diterapkan di SH Terate pun berbeda dengan organisasi masa lainnya.
Menyinggung keilmuan SH Terate, Mas Madji mengatakan, ilmu SH Terate itu sederhana. Mengajarkan kepada anggota untuk berbudi luhur dan mengamalkan budi luhur itu dalam kehidupan sesama.
”Dengan berbudi luhur, maka dimana pun kita berada, kita akan bisa diterima orang lain. Akan disenengi orang lain. Seperti ajaran SH Terate, ojo sok gawe ala ing liyan, apa alane gawe seneng ing liyan (jangan seneng membuat susah orang lain, tapi lakukan darma yang bisa membahagiakan orang lain,red),” katanya.
Tokoh yang akrab dengan panggilan Mas Madji itu, disamping menjabarkan makna persaudaraan dalam pandangan SH Terate, juga menyampaikan hasil evaluasi dia secara pribadi sebagai ketua umum terhadap isu mutakhir yang berkembang di sejumlah cabang SH Terate.
”Sebagian besar isu yang muncul ke permukaan tetap berkisar pada konteks person,” katanya. Maknanya, prinsipil tak ada masalah dalam organisasi  yang muncul kepermukaan lebih dominal soal perilaku oknum secara pribadi.
Meski begitu diakui, perilaku oknum ini tidak jarang justru berdampak pada pencitraan SH Terate secara makro.
Meminimalisir itu, Mas Madji berpesan agar keluarga besar SH Terate kembali ke pokok ajaran. Yakni, berbudi luhur dan berlomba untuk membersihkan hati nurani. “Kuncinya hati kita. Karena kunci kesejahteraan hidup ini sebenarnya hati yang bersih. Hati yang suci. Kalau hati kita bersih, dan selalu berusaha kita resiki (bersihkan,red), Tuhan pasti akan mencitai diri kita. Kalau Tuhan mencintai diri kita, pasti kita akan dicintai sesama manusia,” tegasnya.
MADIUN-Prinsip dasar organisasi yang dianut SH Terate adalah organisasi persaudaraan. Bukan paguron (perguruan) dan bukan organisasi masa.Yakni, sosok “paseduluran” yang menempatkan anggotanya pada posisi sama. Persaudaraan yang tidak lagi memandang latar belakang sosial, politik, ekonomi dan budaya anggota, tidak terkungkung hegomoni keduniawian, dan tidak pula terjebak pada kepentingan pragmatis, seperti drajat, pangkat dan martabat.
”Persaudaraan di SH Terate adalah persaudaraan luhur yang  berangkat dari hati yang suci untuk saling cinta mencintai, saling sayang menyayangi dan bertanggung-jawab,” jelas Ketua Umum SH Terate Pusat Madiun, H. Tarmadji Boedi Harsono, SE, dalam dialog dengan lawupos, Sabtu (19/2/12).
Beracuan ini, aturan main organisasi yang diterapkan di SH Terate pun berbeda dengan organisasi masa lainnya.
Menyinggung keilmuan SH Terate, Mas Madji mengatakan, ilmu SH Terate itu sederhana. Mengajarkan kepada anggota untuk berbudi luhur dan mengamalkan budi luhur itu dalam kehidupan sesama.
”Dengan berbudi luhur, maka dimana pun kita berada, kita akan bisa diterima orang lain. Akan disenengi orang lain. Seperti ajaran SH Terate, ojo sok gawe ala ing liyan, apa alane gawe seneng ing liyan (jangan seneng membuat susah orang lain, tapi lakukan darma yang bisa membahagiakan orang lain,red),” katanya.
Tokoh yang akrab dengan panggilan Mas Madji itu, disamping menjabarkan makna persaudaraan dalam pandangan SH Terate, juga menyampaikan hasil evaluasi dia secara pribadi sebagai ketua umum terhadap isu mutakhir yang berkembang di sejumlah cabang SH Terate.
”Sebagian besar isu yang muncul ke permukaan tetap berkisar pada konteks person,” katanya. Maknanya, prinsipil tak ada masalah dalam organisasi  yang muncul kepermukaan lebih dominal soal perilaku oknum secara pribadi.
Meski begitu diakui, perilaku oknum ini tidak jarang justru berdampak pada pencitraan SH Terate secara makro.
Meminimalisir itu, Mas Madji berpesan agar keluarga besar SH Terate kembali ke pokok ajaran. Yakni, berbudi luhur dan berlomba untuk membersihkan hati nurani. “Kuncinya hati kita. Karena kunci kesejahteraan hidup ini sebenarnya hati yang bersih. Hati yang suci. Kalau hati kita bersih, dan selalu berusaha kita resiki (bersihkan,red), Tuhan pasti akan mencitai diri kita. Kalau Tuhan mencintai diri kita, pasti kita akan dicintai sesama manusia,” tegasnya.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More